Sabtu, 24 Agustus 2013

Bersihkan Atribut Kampanye demi Keindahan Kota

*Kini, Makassar Terlihat Rapi dan Bersih

REPORTER : ARIE APRIADI - MASITA ACHMAD
EDITOR : ARSYAD HAKIM

MENJAMURNYA atribut politik pada fase menjelang pemilihan memang bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Namun, terkadang atribut politik tersebut juga merusak estetika kota. Karena lewat tata kelola yang baik, mampu menempatkan sesuatu hal pada tempatnya. Termasuk dalam hal menata posisi papan publikasi seperti reklame, baliho, dan sejenisnya.
    Mengenai hal itu, pemerintah telah mengambil tindakan dengan membersihkan atribut politik tersebut. Beberapa jalan protokol di Makassar sudah bebas dari atribut politik. Nah, kira-kira bagaimana tanggapan para mahasiswa mengenai pembersihan atribut politik tersebut?
    Menurut Muhammad Reysa, mahasiswa Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Komunikasi yang dimintai pendapatnya, ia mengatakan setuju dengan pembersihan atribut kampanye tersebut, khususnya di kota Makassar.
    "Saya setuju dengan pembersihan atribut politik tersebut. Supaya penataan kota makassar terlihat bersih dan rapi. Disamping itu, hal ini merupakan tugas pemerintah agar menjaga kenyaman jalan," ucap lelaki dengan nama sapaan Eca ini.
    Senada dengan Eca, Fitri Andhani Bafadal, mahasiswi STIE Nobel juga berharap Makassar menjadi rapi dan bersih dengan adanya pembersihan atribut-atribut politik tersebut.
    "Baliho dipinggir jalan membuat tatanan kota terlihat tidak rapi, terkesan kotor dan tidak indah untuk dilihat. Langkah pemerintah ini sangat bagus, mudah-mudahan Makassar jadi rapi dengan adanya pembersihan atribut kampanye ini," Terang mahasiswi berzodiak pisces ini.
    Estetika sebuah kota memang tak pernah lepas dari cara penataan yang tepat. Moment pemilu legislatif dan pemilukada selalu dibarengi dengan menjamurnya atribut politik. Dampaknya, estetika kota terganggu akibat atribut politik yang dipasang di sembarang tempat.
    Seperti yang diungkapkan oleh Nur Azizah. Mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) jurusan Administrasi Bisnis ini mengatakan, atribut politik tersebut bisa saja merusak jika tidak ditempatkan pada tempat yang semestinya.
    "Pemasangan baliho sebenarnya merusak kalau ditempatkan ditempat yang tidak semstinya. Ada juga beberapa baliho yang sudah selesai masa kampanyenya tapi masih saja belum dicabut," beber lulusan MAN 2 Model ini.
    Seolah mengesampingkan nilai keindahan, orang beramai-ramai memasang baliho dan aneka atribut politik sesuka hati. Tanpa adanya perhatian mengenai layak tidaknya tempat tersebut berdiri baliho. Untuk itu pemerintah seharusnya lebih mengawasi setiap pemasangan atribut kampanye demi keindahan kota Makassar. (*)

NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 9 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar