Reza Kurniawan
STIMED Palapa Nusa
Tambah Pengalaman
“Segi akademik bagus, pengembangan dirinya juga bagus, bisa menambah pengalaman. Banyak hal di luar negeri yang bisa dipelajari.”
Ayas
Universitas Negeri Makassar
Mau di Australia
“Kalau pelajar Indonesia ke luar negeri dia bisa tahu cara belajar dengan mengenal budaya di negeri orang. Kalau mereka pulang ke Indonesia dia akan menshare pengalamannya. Kalau saya mau pertukaran pelajar di Australia karena di sana universitasnya bagus-bagus dan alumninya banyak yang sukses.”
Musmir Haeriah
Universitas Islam Negeri
Mandiri
“Pertukaran pelajar sangat bagus karena selain kita bisa merasakan belajar di Indoneaia bisa juga di luar negeri. Menambah pengalaman juga yang pastinya menambah kemandirian karena hidup di negara orang.”
Rika Afrini Anti Haeril
Universitas Muslim Indonesia
Belajar Bahasa dan Beradaptasi
“Pertukaran pelajar sangat bagus karena kalau pulang ke Indonesia bisa saling sharing ilmu. Mereka juga harus belajar bahasa dahulu dan harus bisa beradaptasi di lingkungan yang akan dituju,”
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 25 Juli 2013
Minggu, 25 Agustus 2013
Tambah Wawasan dengan Study Club
REPORTER: MASITA ACHMAD
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Berbagai terobosan kreatif dalam proses belajar mengajar telah diciptakan demi memaksimalkan penyerapan ilmu yang diberikan. Salah satunya adalah Study Club (SC) yang pastinya sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa.
Mendapatkan ilmu lebih dan bahkan mendapat materi yang tidak didapatkan di bangku kuliah menjadi salah satu alasan Nur Sepadani, mahasiswi Universitas Muslim Indonesia untuk mengikuti SC di kampusnya.
"Ikut SC namanya Kapak, Kerukunan Pergerakan Mahasiswa Keadilan. Contoh materinya kayak logika, filsafat. Dan baru-baru ini tentang RUU Keamanan Nasional. Biasa juga mengulang pelajaran yang telah didapatkan," ungkap gadis yang menyukai genre musik jaz dan pop ini.
Lanjut Nur, SC bisa membuatnya lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan lebih memperluas jaringan pertemanan.
"Jaringan lebih luas karena kedekatan antarsenior dan junior, belajarnya juga jadi lebih leluasa dengan senior," aku perempuan kelahiran Makassar, 11 Desember 1993 ini.
Senada dengan Nur, Randa Haryanto mahasiswa STIMED Nusa Palapa juga berpendapat bahwa SC membuka ruang lebar untuk berinteraksi dengan dunia luar selain di dalam ruangan kelas.
"Kalau penyerapan materinya tergantung, kembali lagi ke pribadi masing-masing. Pastinya akan menambah ilmu dan bisa dikembangkan," tuturnya kepada SKeMa.
Nurul Hidayah Az-Zahra, mahasiswa jurusan Hukum Universitas Negeri Makassar, juga turut memberikan sumbangan pendapat mengenai SC.
"Menurut ku SC itu efektif karena kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang sehobi atau sahati dengan kita. Kalau ada yang tahu dan ada yang tidak tahu, bisa saling bertukar pikiran," beber gadis yang menyukai film action ini.
Jika hanya belajar dalam ruangan perkuliahan, mahasiswa akan jenuh dan bosan. Untuk itu tak ada salahnya jika mahasiswa mencoba menambah wawasan lewat Study Club. Selain mendapatkan ilmu, jaringan pertemanan juga bisa semakin luas. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 24 Juli 2013
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Berbagai terobosan kreatif dalam proses belajar mengajar telah diciptakan demi memaksimalkan penyerapan ilmu yang diberikan. Salah satunya adalah Study Club (SC) yang pastinya sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa.
Mendapatkan ilmu lebih dan bahkan mendapat materi yang tidak didapatkan di bangku kuliah menjadi salah satu alasan Nur Sepadani, mahasiswi Universitas Muslim Indonesia untuk mengikuti SC di kampusnya.
"Ikut SC namanya Kapak, Kerukunan Pergerakan Mahasiswa Keadilan. Contoh materinya kayak logika, filsafat. Dan baru-baru ini tentang RUU Keamanan Nasional. Biasa juga mengulang pelajaran yang telah didapatkan," ungkap gadis yang menyukai genre musik jaz dan pop ini.
Lanjut Nur, SC bisa membuatnya lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan lebih memperluas jaringan pertemanan.
"Jaringan lebih luas karena kedekatan antarsenior dan junior, belajarnya juga jadi lebih leluasa dengan senior," aku perempuan kelahiran Makassar, 11 Desember 1993 ini.
Senada dengan Nur, Randa Haryanto mahasiswa STIMED Nusa Palapa juga berpendapat bahwa SC membuka ruang lebar untuk berinteraksi dengan dunia luar selain di dalam ruangan kelas.
"Kalau penyerapan materinya tergantung, kembali lagi ke pribadi masing-masing. Pastinya akan menambah ilmu dan bisa dikembangkan," tuturnya kepada SKeMa.
Nurul Hidayah Az-Zahra, mahasiswa jurusan Hukum Universitas Negeri Makassar, juga turut memberikan sumbangan pendapat mengenai SC.
"Menurut ku SC itu efektif karena kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang sehobi atau sahati dengan kita. Kalau ada yang tahu dan ada yang tidak tahu, bisa saling bertukar pikiran," beber gadis yang menyukai film action ini.
Jika hanya belajar dalam ruangan perkuliahan, mahasiswa akan jenuh dan bosan. Untuk itu tak ada salahnya jika mahasiswa mencoba menambah wawasan lewat Study Club. Selain mendapatkan ilmu, jaringan pertemanan juga bisa semakin luas. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 24 Juli 2013
Cerdaskan Bangsa dengan Pengadaan Perpustakaan
Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela PMI (KSR PMI) unit 121 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) gelar aksi peduli pendidikan Indonesia dengan kegiatan pengadaan perpustakaan dan buka puasa bersama. Kegiatan dilaksanakan di SD Muhammadiyah Bontoala, Sabtu, 20 Juli.
Pengadaan perpustakaan ini adalah sebagai salah satu rangkaian Peringatan Hari Lahir (Perihal) VI KSR PMI Unit 121 PNUP.
Diresmikan oleh Kasubag Kemahasiswaan PNUP, Nasli S.Sos, perpustakaan ini dilabeli dengan nama "Perpustakaan Relawan 121".
Tak hanya dihadiri oleh anggota KSR PMI Unit 121 dan pihak dari SD Muhammadiyah Bontoala, acara ini juga dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Dinas Kota Makassar, Drs Nurdin Rasyid Msi, perwakilan dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Tulus Wulan Juni S.Sos, dan Ketua Dikdasmen Yayasan Muhammadiyah.
Ketua panitia, Muh Asraf menjelaskan beberapa alasan terkait pemilihan SD Muhammadiyah Bontoala sebagai lokasi pengadaan perpustakaan.
"Karna SD ini merupakan salah satu SD tertua di Makassar tapi sama sekali belum memiliki perpustakan sebagai sarana untuk menunjang minat baca anak di SD tersebut," jelasnya.
Dengan adanya perpustakaan ini diharapkan bisa menjadi media yang dapat membantu siswa SD Muhammadiyah Bontoala dalam belajar dan menggali informasi. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 23 Juli 2013
Pengadaan perpustakaan ini adalah sebagai salah satu rangkaian Peringatan Hari Lahir (Perihal) VI KSR PMI Unit 121 PNUP.
Diresmikan oleh Kasubag Kemahasiswaan PNUP, Nasli S.Sos, perpustakaan ini dilabeli dengan nama "Perpustakaan Relawan 121".
Tak hanya dihadiri oleh anggota KSR PMI Unit 121 dan pihak dari SD Muhammadiyah Bontoala, acara ini juga dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Dinas Kota Makassar, Drs Nurdin Rasyid Msi, perwakilan dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Tulus Wulan Juni S.Sos, dan Ketua Dikdasmen Yayasan Muhammadiyah.
Ketua panitia, Muh Asraf menjelaskan beberapa alasan terkait pemilihan SD Muhammadiyah Bontoala sebagai lokasi pengadaan perpustakaan.
"Karna SD ini merupakan salah satu SD tertua di Makassar tapi sama sekali belum memiliki perpustakan sebagai sarana untuk menunjang minat baca anak di SD tersebut," jelasnya.
Dengan adanya perpustakaan ini diharapkan bisa menjadi media yang dapat membantu siswa SD Muhammadiyah Bontoala dalam belajar dan menggali informasi. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 23 Juli 2013
Pedagang Setuju Pengendalian Harga
Asri
(Pedagang Telur Pasar Terong)
Operasi pasar bukan hal baru yang dilakukan pemerintah jika harga sembilan bahan pokok (sembako) melonjak di atas harga normal. Gunanya, tentu saja untuk menekan tingginya harga dan kembali meningkatkan daya beli masyarakat.
Ditemui di sela-sela kesibukannya menjual telur di pasar Terong, Asri mengakui adanya kenaikan harga telur yang ia jual setiap harinya.
"Biasanya di bawah tiga puluh ribu, sekarang di atas tiga puluh ribu bahkan mencapai tiga puluh enam ribu per rak," pungkasnya.
Kenaikan harga bahan pokok bisa ditengarai oleh beberapa hal di antaranya musim kemarau, naiknya harga BBM dan juga momen hari keagamaan. Asri menambahkan bahwa kenaikan harga telur yang ia jual disebabkan oleh momen Ramadan.
"Masyarakat tetap beli, tapi jumlahnya menurun. kalau biasanya beli satu rak, sekarang sisa beli sepuluh biji," tutur bapak yang telah sepuluh tahun menjual di pasar Terong ini.
Saat ditanya, Asri mengaku belum ada petugas dari Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) yang melakukan operasi pasar terkait kenaikan harga ini. Tapi pada dasarnya, kata dia, pedagang setuju saja jika ada pengendalian harga sembako dari pemerintah lewat operasi pasar. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 23 Juli 2013
(Pedagang Telur Pasar Terong)
Operasi pasar bukan hal baru yang dilakukan pemerintah jika harga sembilan bahan pokok (sembako) melonjak di atas harga normal. Gunanya, tentu saja untuk menekan tingginya harga dan kembali meningkatkan daya beli masyarakat.
Ditemui di sela-sela kesibukannya menjual telur di pasar Terong, Asri mengakui adanya kenaikan harga telur yang ia jual setiap harinya.
"Biasanya di bawah tiga puluh ribu, sekarang di atas tiga puluh ribu bahkan mencapai tiga puluh enam ribu per rak," pungkasnya.
Kenaikan harga bahan pokok bisa ditengarai oleh beberapa hal di antaranya musim kemarau, naiknya harga BBM dan juga momen hari keagamaan. Asri menambahkan bahwa kenaikan harga telur yang ia jual disebabkan oleh momen Ramadan.
"Masyarakat tetap beli, tapi jumlahnya menurun. kalau biasanya beli satu rak, sekarang sisa beli sepuluh biji," tutur bapak yang telah sepuluh tahun menjual di pasar Terong ini.
Saat ditanya, Asri mengaku belum ada petugas dari Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) yang melakukan operasi pasar terkait kenaikan harga ini. Tapi pada dasarnya, kata dia, pedagang setuju saja jika ada pengendalian harga sembako dari pemerintah lewat operasi pasar. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 23 Juli 2013
Ultah KOSMIK Unhas
Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin menggelar acara perayaan ulang tahun ke-24, jumat 19 juli dengan konsep Tudang Sipulung dan buka puasa bersama.
Acara ini banyak dihadiri oleh alumni dari berbagai angkatan, bahkan dihadiri oleh angkatan tahun 1990-an yang merupakan pembuktian besarnya rasa kekeluargaan yang terjalin antar alumni maupun mahasiswa yang masih dalam masa studi.
Disamping acara buka puasa bersama, acara ini dilanjutkan dengan acara Tudang Sipulung yaitu sesi sharing dan diskusi hingga berakhirnya acara sekitar pukul 20.00.
Tak hanya sebagai moment perayaan ultah jurusan, acara ini juga merupakan media untuk mempererat silaturrahmi antar angkatan.(mk5)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 21 Juli 2013
Acara ini banyak dihadiri oleh alumni dari berbagai angkatan, bahkan dihadiri oleh angkatan tahun 1990-an yang merupakan pembuktian besarnya rasa kekeluargaan yang terjalin antar alumni maupun mahasiswa yang masih dalam masa studi.
Disamping acara buka puasa bersama, acara ini dilanjutkan dengan acara Tudang Sipulung yaitu sesi sharing dan diskusi hingga berakhirnya acara sekitar pukul 20.00.
Tak hanya sebagai moment perayaan ultah jurusan, acara ini juga merupakan media untuk mempererat silaturrahmi antar angkatan.(mk5)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 21 Juli 2013
Kotak Suara (Cinta Beda Agama)
Warda Thamrin
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sebaiknya Seagama
"Sebaiknya pacaran sama yang seagama saja. Kan enak kalau Lebaran sama-sama atau kalo misalkan agama Kristen bisa Natal sama-sama. Kalau seagama juga jalan kedepannya untuk jenjang yang serius lebih mulus karena tidak tersangkut masalah agama."
Julianto Takasihaeng
Universitas Hasanuddin
Pegang Komitmen
"Pacaran beda agama bisa bertahan lama bisa juga tidak. Yang penting pegang komitmen satu sama lain. Kedepannya akan agak susah karena ada pihak yang harus mengalah kalau mau menikah nanti."
Muflihul Khair
Universitas Islam Negeri Alauddin
Mendewasakan
"Selama keduanya bisa menjalani, kenapa tidak. Agama tidak menjadi penghambat. Pacaran kan untuk berbagi kasih sayang. Banyak perbedaan akan semakin mendewasakan."
Hasna
Universitas Negeri Makassar
Harus Serius
"Yang pacaran beda agama harus siap dengan pandangan orang-orang. Mereka juga harus bisa dewasa menghadapi perbedaan. Banyak juga orang yang pacaran beda agama berakhir di pelaminan. Yang penting menjalani hubungan harus serius."
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 21 Juli 2013
Daya Saing Tinggi, Kualitas OK!
*Jurusan Teknik Mesin PNUP
REPORTER: MASITA
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Tak ingin kalah saing dengan perguruan tinggi lain di Indonsia, Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) membuktikan diri dengan merajai berbagai kontes robot dalam negeri dengan mengusung jargon-jargon dari berbagai jurusan di antanranya jurusan Teknik Mesin.
Ditemui di ruang kerjanya, Muh Tekad, selaku ketua jurusan Teknik Mesin menjelaskan, beberapa kontes yang pernah dijuarai mahasiswanya. Kontes itu, di antaranya, juara 1 nasional Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan juara 1 se-Regional V Kontes Robot Seni Indonesia di Universitas Udayana Bali.
Pencapaian ini tentu saja dengan kerja keras berbagai pihak dan proses seleksi mahasiswa baru yang ingin mengecap pendidikan di Teknik Mesin PNUP. Kepada SKeMa, Muh Tekad menjelaskan, penerimaan mahasiswa baru di PNUP terkhusus di jurusan Teknik Mesin terbilang ketat.
"Setiap semester kami hanya membuka dua kelas untuk jurusan teknik mesin. Setiap kelas hanya terdiri dari kurang lebih 25 mahasiswa, karena jumlah mahasiswa harus disesuaikan dengan jumlah mesin yang tersedia," beber Muh Tekad.
Disamping itu proses pembelajaran di Teknik Mesin lebih banyak menekankan ke kegiatan praktikum demi peningkatan skill mahasiswa.
"Teori hanya 40 persen. 60 persennya adalah praktik" tuturnya.
Selain mempersiapkan mahasiswa untuk merajai kontes robot nasional, Teknik Mesin PNUP juga mempersiapkan mahasiswanya untuk siap direkrut oleh perusahaan ternama. Terbukti banyak lulusan Teknik Mesin yang diincar perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia di antaranya Pertamina, PLN, dam perusahaan-perusahaan besar lainnya. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 20 Juli 2013
REPORTER: MASITA
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Tak ingin kalah saing dengan perguruan tinggi lain di Indonsia, Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) membuktikan diri dengan merajai berbagai kontes robot dalam negeri dengan mengusung jargon-jargon dari berbagai jurusan di antanranya jurusan Teknik Mesin.
Ditemui di ruang kerjanya, Muh Tekad, selaku ketua jurusan Teknik Mesin menjelaskan, beberapa kontes yang pernah dijuarai mahasiswanya. Kontes itu, di antaranya, juara 1 nasional Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan juara 1 se-Regional V Kontes Robot Seni Indonesia di Universitas Udayana Bali.
Pencapaian ini tentu saja dengan kerja keras berbagai pihak dan proses seleksi mahasiswa baru yang ingin mengecap pendidikan di Teknik Mesin PNUP. Kepada SKeMa, Muh Tekad menjelaskan, penerimaan mahasiswa baru di PNUP terkhusus di jurusan Teknik Mesin terbilang ketat.
"Setiap semester kami hanya membuka dua kelas untuk jurusan teknik mesin. Setiap kelas hanya terdiri dari kurang lebih 25 mahasiswa, karena jumlah mahasiswa harus disesuaikan dengan jumlah mesin yang tersedia," beber Muh Tekad.
Disamping itu proses pembelajaran di Teknik Mesin lebih banyak menekankan ke kegiatan praktikum demi peningkatan skill mahasiswa.
"Teori hanya 40 persen. 60 persennya adalah praktik" tuturnya.
Selain mempersiapkan mahasiswa untuk merajai kontes robot nasional, Teknik Mesin PNUP juga mempersiapkan mahasiswanya untuk siap direkrut oleh perusahaan ternama. Terbukti banyak lulusan Teknik Mesin yang diincar perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia di antaranya Pertamina, PLN, dam perusahaan-perusahaan besar lainnya. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 20 Juli 2013
Hilangkan Primordialisme
Arfandi A. Cenne
(Ketua Kerukunan Mahasiswa Pinrang Unhas)
Banyaknya organisasi luar ataupun dalam kampus menciptakan eksistensi organisasi daerah (organda) sebagai organisasi yang menyajikan wadah persatuan mahasiswa yang berasal dari daerah. Tapi bukan hanya sebagai wadah persatuan, organda pun bisa menuai banyak polemik di antaranya kisruh dengan organda lain.
Ditemui saat mendampingi calon mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas), Arfandi A. Cenne, Ketua Kerukunan Mahasiswa Pinrang (KMP) Unhas mengatakan, pertikaian antarorganda bukanlah hal yang baru. Pemicunya pun bisa dikatakan sepele. Selain itu tidak boleh terlalu memiliki rasa mengagung-agungkan suatu daerah tertentu.
"Anggota organisasi daerah harus bisa menghilangkan sikap primordialisme mereka, harus bisa menghilangkan ego kedaerahan masing-masing," ujar mahasiswa yang akan menjalani tahun keempatnya di jurusan Ilmu Politik Unhas ini.
Lanjutnya lagi, organda juga mempunyai sekutu-sekutu sendiri contoh nya Bosowa (Bone, Soppeng, Wajo) atau Eropa (Enrekang, Palopo, Toraja).
Sebagai wadah persatuan, organda mempunyai andil penting menciptakan sinergi dengan organda lain bukannya polemik yang bisa saja merusak persatuan. Mahasisawa seharusnya bijak dalam menanggapi setiap masalah dan tidak mengaitkan kesucian nama organda didalamnya.(mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 19 Juli 2013
(Ketua Kerukunan Mahasiswa Pinrang Unhas)
Banyaknya organisasi luar ataupun dalam kampus menciptakan eksistensi organisasi daerah (organda) sebagai organisasi yang menyajikan wadah persatuan mahasiswa yang berasal dari daerah. Tapi bukan hanya sebagai wadah persatuan, organda pun bisa menuai banyak polemik di antaranya kisruh dengan organda lain.
Ditemui saat mendampingi calon mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas), Arfandi A. Cenne, Ketua Kerukunan Mahasiswa Pinrang (KMP) Unhas mengatakan, pertikaian antarorganda bukanlah hal yang baru. Pemicunya pun bisa dikatakan sepele. Selain itu tidak boleh terlalu memiliki rasa mengagung-agungkan suatu daerah tertentu.
"Anggota organisasi daerah harus bisa menghilangkan sikap primordialisme mereka, harus bisa menghilangkan ego kedaerahan masing-masing," ujar mahasiswa yang akan menjalani tahun keempatnya di jurusan Ilmu Politik Unhas ini.
Lanjutnya lagi, organda juga mempunyai sekutu-sekutu sendiri contoh nya Bosowa (Bone, Soppeng, Wajo) atau Eropa (Enrekang, Palopo, Toraja).
Sebagai wadah persatuan, organda mempunyai andil penting menciptakan sinergi dengan organda lain bukannya polemik yang bisa saja merusak persatuan. Mahasisawa seharusnya bijak dalam menanggapi setiap masalah dan tidak mengaitkan kesucian nama organda didalamnya.(mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 19 Juli 2013
Senior Harus Bijak dan Menyayangi
REPORTER: MASITA ACHMAD
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Menjadi mahasiswa baru (maba), hal yang mungkin terlupakan bagi mahasiswa. Patuh kepada senior sudah tentu menjadi wajib dengan mengatasnamakan kesopanan dan menghargai yang lebih dahulu mengecap kehidupan kampus.
Merasa lebih tua, lebih berpengalaman, dan lebih berkuasa membuat para senior merasa layak memperdayai mahasiswa baru. contohnya saja pemaksaan maba untuk membeli beberapa aksesoris sejenis pin atau baju yang biasanya merupakan kegiatan penggalangan dana.
Deni Setiawan, mahasiswa Universitas 45 Makassar merasa hal ini wajar jika tujuannya untuk pencarian dana event-event jurasan atupun fakultas. "Tapi kalau cara menjualnya dengan cara memaksa bikin malas juga sih diladenin," lanjut mahasiswa alumni SMA 3 Makassar ini.
Berbeda dengan Deni, Afriany Dita Alizha, menganggap senior memanfaatkan kesempatan dan nama kesenior-an mereka.
"Mereka cuma cari keuntungan untuk hal-hal tertentu karena semacam ambil kesempatan dalam kesempitan," ujar perempuan berzodiak capricorn ini.
Berbeda dengan Deni dan Afriany, Khusnul Khatimah, menyarankan hal ini dilihat dari berbagai sisi, mahasiswa harus bisa menilai dengan baik setiap bentuk dan tindakan senior.
"Tergantung ji untuk apa itu dijual pin atau semacam stiker. Kalau niatnya amal atau hal-hal positif saya rasa wajarji, pintar menilai aja," ucapnya dengan logat Makassar yang kental.
Senior harusnya lebih bijak dalam menyantuni mahasiswa baru dengan tidak melakukan pemaksaan. Junior pun harus jeli melihat setiap arahan ataupun perintah dari senior. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 17 Juli 2013
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Menjadi mahasiswa baru (maba), hal yang mungkin terlupakan bagi mahasiswa. Patuh kepada senior sudah tentu menjadi wajib dengan mengatasnamakan kesopanan dan menghargai yang lebih dahulu mengecap kehidupan kampus.
Merasa lebih tua, lebih berpengalaman, dan lebih berkuasa membuat para senior merasa layak memperdayai mahasiswa baru. contohnya saja pemaksaan maba untuk membeli beberapa aksesoris sejenis pin atau baju yang biasanya merupakan kegiatan penggalangan dana.
Deni Setiawan, mahasiswa Universitas 45 Makassar merasa hal ini wajar jika tujuannya untuk pencarian dana event-event jurasan atupun fakultas. "Tapi kalau cara menjualnya dengan cara memaksa bikin malas juga sih diladenin," lanjut mahasiswa alumni SMA 3 Makassar ini.
Berbeda dengan Deni, Afriany Dita Alizha, menganggap senior memanfaatkan kesempatan dan nama kesenior-an mereka.
"Mereka cuma cari keuntungan untuk hal-hal tertentu karena semacam ambil kesempatan dalam kesempitan," ujar perempuan berzodiak capricorn ini.
Berbeda dengan Deni dan Afriany, Khusnul Khatimah, menyarankan hal ini dilihat dari berbagai sisi, mahasiswa harus bisa menilai dengan baik setiap bentuk dan tindakan senior.
"Tergantung ji untuk apa itu dijual pin atau semacam stiker. Kalau niatnya amal atau hal-hal positif saya rasa wajarji, pintar menilai aja," ucapnya dengan logat Makassar yang kental.
Senior harusnya lebih bijak dalam menyantuni mahasiswa baru dengan tidak melakukan pemaksaan. Junior pun harus jeli melihat setiap arahan ataupun perintah dari senior. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 17 Juli 2013
BANYAK MERUGIKAN
*Ramadan Cup Race
REPORTER : MASITA ACHMAD
EDITOR : ARSYD HAKIM
Banyak hal unik menjadi ciri khas Ramadan. Bukan hanya dari segi makanan tapi juga bisa berbentuk event khusus yang kerap dijumpai di bulan suci ini. Seperti balapan liar atau yang gaulnya disebut Ramadan Cup Race.
Dengan alasan ekspresi minat dan bakat, banyak hal negatif yang bisa ditimbulkan dari kegiatan ini. Salah satunya, mengganggu konsentrasi jemaah yang menjalankan ibadah salat tarawih.
Fauzi Ahmad mahasiswa Universitas Hasanuddin mengaku miris melihat hal ini. Menurutnya, kegiatan ini menggnggu masyarakat.
"Hal seperti itu masif terjadi bukan hanya di bulan Ramadan tapi di luar bulan Ramadan juga seperti itu. Intinya pasti mengganggu masyarakat apapun alasannya," tambah lelaki yang hoby bermain sepak bola ini.
Berbeda dengan Fauzi, Indra Sejahtera mahasiswa STIMIK AKBA menilai kegiatan ini sangat menghibur. "Ada baiknya minat dan bakat remaja ini disalurkan. Misalnya diberi ruang untuk aktivitas tersebut. Tapi harus memikirkan keamanan mereka, sehingga para remaja nyaman. Menurut saya para pelaku dan penonton aktivitas ini sangat menghibur," ujar lelaki yang menyukai film bergenre action ini.
Sementara itu Ahmd Agung, mahasiswa jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menyarankan para pembalap liar sebaiknya melakukan banyak amalan di bulan suci ini.
"Bulan puasa itu bulan yang penuh ampunan. Bernapas saja di bulan puasa bisa beramal apalagi kalau mengaji atau sedekah. Daripada balapan mending pergi tarawih," jelas lelaki yang hobi main game ini.
Di Makassar sendiri telah diberlakukan hukuman penyitaan motor yang terjaring razia balapan liar dengan masa penyitaan sebulan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan besar untuk mereka yang berniat ingin melakukan balapan liar di bulan Ramadan. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 16 Juli 2013
REPORTER : MASITA ACHMAD
EDITOR : ARSYD HAKIM
Banyak hal unik menjadi ciri khas Ramadan. Bukan hanya dari segi makanan tapi juga bisa berbentuk event khusus yang kerap dijumpai di bulan suci ini. Seperti balapan liar atau yang gaulnya disebut Ramadan Cup Race.
Dengan alasan ekspresi minat dan bakat, banyak hal negatif yang bisa ditimbulkan dari kegiatan ini. Salah satunya, mengganggu konsentrasi jemaah yang menjalankan ibadah salat tarawih.
Fauzi Ahmad mahasiswa Universitas Hasanuddin mengaku miris melihat hal ini. Menurutnya, kegiatan ini menggnggu masyarakat.
"Hal seperti itu masif terjadi bukan hanya di bulan Ramadan tapi di luar bulan Ramadan juga seperti itu. Intinya pasti mengganggu masyarakat apapun alasannya," tambah lelaki yang hoby bermain sepak bola ini.
Berbeda dengan Fauzi, Indra Sejahtera mahasiswa STIMIK AKBA menilai kegiatan ini sangat menghibur. "Ada baiknya minat dan bakat remaja ini disalurkan. Misalnya diberi ruang untuk aktivitas tersebut. Tapi harus memikirkan keamanan mereka, sehingga para remaja nyaman. Menurut saya para pelaku dan penonton aktivitas ini sangat menghibur," ujar lelaki yang menyukai film bergenre action ini.
Sementara itu Ahmd Agung, mahasiswa jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menyarankan para pembalap liar sebaiknya melakukan banyak amalan di bulan suci ini.
"Bulan puasa itu bulan yang penuh ampunan. Bernapas saja di bulan puasa bisa beramal apalagi kalau mengaji atau sedekah. Daripada balapan mending pergi tarawih," jelas lelaki yang hobi main game ini.
Di Makassar sendiri telah diberlakukan hukuman penyitaan motor yang terjaring razia balapan liar dengan masa penyitaan sebulan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan besar untuk mereka yang berniat ingin melakukan balapan liar di bulan Ramadan. (*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 16 Juli 2013
Taaruf Sebagai Proses Perkenalan, Bukan Pacaran!
REPORTER: MASITA ACHMAD
EDITOR: ARSYAD HAKIM
HUBUNGAN cinta anak kuliah memiliki daya tarik sendiri untuk diselami. Beberapa mahasiswa meresmikan hubungan mereka dengan label “pacaran”, yaitu hubungan yang dijalani oleh dua orang dengan saling berbagi kasih tapi tidak terikat pernikahan. Ada pula memilih taaruf yang banyak diartikan sebagai hubungan yang tak hanya sebatas teman tapi tidak pula menyentuh kata "pacaran".
Taaruf sendiri berarti berkenalan atau bersilaturahmi. Hal ini dilakukan sebelum merangkak ke tahap yang lebih jauh sebelum proses penentuan calon pendamping hidup dunia dan akhirat.
Annisa Nurillah HS saat di wawancarai terkait hal ini menjelaskan bahwa taaruf diartikan sebagai pengenalan dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal.
"Dalam Islam itu ada namanya taaruf yaitu porses perkenalan dua orang tapi mungkin orang tuanya sudah kenal. Salah satunya sudah ingin menikah tapi belum memiliki calon. Makanya dilakukan taaruf atau pengenalan dengan maksud segera menikah," ujar mahasiswi jurusan Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini. Tambahnya lagi, taaruf di kalangan mahasiswa tidak terjadi sesuai defenisi yang dipaparkannya.
"Faktanya mahasiswa yang dikenal alim pun biasanya mengaku taaruf tapi tidak seperti yang dimaksudkan Islam. Mereka sudah saling kenal dan membuat satu komitmen untuk menikah, tapi mereka tidak juga pacaran. Mereka tidak SMS-an dan sebagainya. Mereka hanya berjanji satu sama lain tapi hasilnya diserahkan kepada Allah,” tutup gadis yang menyukai film bergenre action ini.
Pendapat yang sama disampaikan oleh Yuyun Reski Utami, mahasiswi STAIN Parepare.
"Taaruf adalah perkenalan dua orang yang ingin memasuki arah yang lebih jauh. Contohnya pernikahan. Sebelum pernikahan harus ada taaruf dulu,” ucap mahasiswi yang hobi makan soto ayam ini.
Resa Siregar mahasiswa jurusan Hukum Unhas memberikan argumen berbeda terkait taaruf. "Taaruf itu hubungan yang syar'i menuju pernikahan. Saat ini saya belum siap untuk hal itu,” ujar lelaki yang hobi tidur ini.
Dengan berbagai pendapat berbeda, taaruf ternyata belum dipahami betul oleh mahasiswa. Esensinya yang merupakan proses perkenalan kadang disalahartikan bahkan dianggap sebagai bentuk pacaran dalam Islam. Untuk itu ekspansi pengetahuan sangat diperlukan untuk menyamakan presepsi akan pengertian taaruf.(*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 14 Juli 2013
EDITOR: ARSYAD HAKIM
HUBUNGAN cinta anak kuliah memiliki daya tarik sendiri untuk diselami. Beberapa mahasiswa meresmikan hubungan mereka dengan label “pacaran”, yaitu hubungan yang dijalani oleh dua orang dengan saling berbagi kasih tapi tidak terikat pernikahan. Ada pula memilih taaruf yang banyak diartikan sebagai hubungan yang tak hanya sebatas teman tapi tidak pula menyentuh kata "pacaran".
Taaruf sendiri berarti berkenalan atau bersilaturahmi. Hal ini dilakukan sebelum merangkak ke tahap yang lebih jauh sebelum proses penentuan calon pendamping hidup dunia dan akhirat.
Annisa Nurillah HS saat di wawancarai terkait hal ini menjelaskan bahwa taaruf diartikan sebagai pengenalan dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal.
"Dalam Islam itu ada namanya taaruf yaitu porses perkenalan dua orang tapi mungkin orang tuanya sudah kenal. Salah satunya sudah ingin menikah tapi belum memiliki calon. Makanya dilakukan taaruf atau pengenalan dengan maksud segera menikah," ujar mahasiswi jurusan Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini. Tambahnya lagi, taaruf di kalangan mahasiswa tidak terjadi sesuai defenisi yang dipaparkannya.
"Faktanya mahasiswa yang dikenal alim pun biasanya mengaku taaruf tapi tidak seperti yang dimaksudkan Islam. Mereka sudah saling kenal dan membuat satu komitmen untuk menikah, tapi mereka tidak juga pacaran. Mereka tidak SMS-an dan sebagainya. Mereka hanya berjanji satu sama lain tapi hasilnya diserahkan kepada Allah,” tutup gadis yang menyukai film bergenre action ini.
Pendapat yang sama disampaikan oleh Yuyun Reski Utami, mahasiswi STAIN Parepare.
"Taaruf adalah perkenalan dua orang yang ingin memasuki arah yang lebih jauh. Contohnya pernikahan. Sebelum pernikahan harus ada taaruf dulu,” ucap mahasiswi yang hobi makan soto ayam ini.
Resa Siregar mahasiswa jurusan Hukum Unhas memberikan argumen berbeda terkait taaruf. "Taaruf itu hubungan yang syar'i menuju pernikahan. Saat ini saya belum siap untuk hal itu,” ujar lelaki yang hobi tidur ini.
Dengan berbagai pendapat berbeda, taaruf ternyata belum dipahami betul oleh mahasiswa. Esensinya yang merupakan proses perkenalan kadang disalahartikan bahkan dianggap sebagai bentuk pacaran dalam Islam. Untuk itu ekspansi pengetahuan sangat diperlukan untuk menyamakan presepsi akan pengertian taaruf.(*)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 14 Juli 2013
Kegiatan Kemanusiaan di Hari Lahir PMI PNUP
Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia Unit 121 Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) akan menggelar Peringatan Hari Lahir ke-6 (Perihal 6) dengan berbagai rangkaian kegiatan kemanusiaan.
Muh Ruslan Hidayat, selaku komandan saat diwawancarai menjelaskan bahwa akan ada lima kegiatan khusus memperingati hari lahir salah satu UKM Poltek ini di antaranya Pengadaan Perpustakaan di SD Muhammadiyah Bontoala, Mari ki Donor di 17 titik kota Makassar, Fire Rescue, Halalbihalal, dan malam ramah tamah yang dirangkaikan art performance.
"Pengadaan perpustakaan akan kami laksanakan tanggal 20 Juli mendatang. Untuk kegiatan donor darah sudah kami lakukan di salah satu SMA di Makassar," ujar Ruslan kepada SKeMa.
Kegiatan donor darah selanjutnya akan dilaksanakan di perumahan Citra Land Celebes 24-28 Juli. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 14 Juli 2013
Muh Ruslan Hidayat, selaku komandan saat diwawancarai menjelaskan bahwa akan ada lima kegiatan khusus memperingati hari lahir salah satu UKM Poltek ini di antaranya Pengadaan Perpustakaan di SD Muhammadiyah Bontoala, Mari ki Donor di 17 titik kota Makassar, Fire Rescue, Halalbihalal, dan malam ramah tamah yang dirangkaikan art performance.
"Pengadaan perpustakaan akan kami laksanakan tanggal 20 Juli mendatang. Untuk kegiatan donor darah sudah kami lakukan di salah satu SMA di Makassar," ujar Ruslan kepada SKeMa.
Kegiatan donor darah selanjutnya akan dilaksanakan di perumahan Citra Land Celebes 24-28 Juli. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 14 Juli 2013
UMI Terjunkan Dosen Jadi Dai
Selama Ramadan Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Dakwah (LPMD) Universitas Muslim Indonesia (UMI) menurunkan 48 pimpinan dan dosen untuk melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Pengabdian itu dalam bentuk dakwah di beberapa lokasi desa binaan UMI, baik di Sulsel maupun di luar provinsi seperti Ternate.
Hal ini dalam rangka memberikan kesempatan kepada pimpinan dan dosen UMI mengabdikan diri kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini, UMI mengirim Direktur Program Pascasarjana UMI beserta beberapa dosen melaksanakan dakwah selama sepekan.
Hal ini disampaikan Sekretaris LPMD UMI, Drs H Rauf Assagaf M.Pd, di ruang kerjasanya Kantor LPMD UMI, kampus I UMI, Jl Kakatua.
Sejauh ini, lanjutnya, pelaksanaan dakwah di desa mitra binaan belumlah maksimal dan memang tidak pernah dianggap selesai. Karenanya masalah kehidupan selalu berlanjut dan berkembang.
Di tempat terpisah, Rektor UMI, Prof Masrurah Mokhtar memberikan apresiasi kepada pimpinan dan dosen yang antusias mengikuti program ini. Menurutnya, salah satu tugas pokok dosen sebagai perwujudan tri darma perguruan tinggi yaitu melaksanakan pengabdian pada masyarakat. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 13 Juli 2013
Hal ini dalam rangka memberikan kesempatan kepada pimpinan dan dosen UMI mengabdikan diri kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini, UMI mengirim Direktur Program Pascasarjana UMI beserta beberapa dosen melaksanakan dakwah selama sepekan.
Hal ini disampaikan Sekretaris LPMD UMI, Drs H Rauf Assagaf M.Pd, di ruang kerjasanya Kantor LPMD UMI, kampus I UMI, Jl Kakatua.
Sejauh ini, lanjutnya, pelaksanaan dakwah di desa mitra binaan belumlah maksimal dan memang tidak pernah dianggap selesai. Karenanya masalah kehidupan selalu berlanjut dan berkembang.
Di tempat terpisah, Rektor UMI, Prof Masrurah Mokhtar memberikan apresiasi kepada pimpinan dan dosen yang antusias mengikuti program ini. Menurutnya, salah satu tugas pokok dosen sebagai perwujudan tri darma perguruan tinggi yaitu melaksanakan pengabdian pada masyarakat. (mk5/ars)
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 13 Juli 2013
Kotak Suara (Ma'had Al-Birr Universitas Muahammadiyah Makassar)
Harianto Fernandes
Menjadi Ulama
"Saya ingin mendalami ilmu agama. untuk itu saya belajar disini. Keunggulan dari lembaga ini adalah mahasiswanya banyak di terjunkan untuk dakwah. InsyaAllah kedepannya saya ingin menjadi ulama."
Imba Lalunggaeng
Lanjut di Madinah
"Saya belajar disini karena ingin pintar bahasa arab. Disini saya bisa berubah menjadi lebih baik. Setelah lulus disini saya ingin lanjut kuliah di Madinah dan menjadi seorang guru."
Ali ImranBebas Biaya
"Disini belajarnya free. Saya ingin lebih mempelajari bahasa arab untuk memahami agama Islam. Bagaimana bisa saya memahami Islam kalo tidak memperdalam bahasa arab. Yang menarik adalah alumni Ma'had Al Birr tersebar di pelosok-pelosok tanah air."
Sudirman
Lanjut Syariah
"Saya ingin mempelajari tafsir dan hadis untuk itu saya mempelajari bahasa arab. Disini juga disediakan asrama yang bisa menunjang prestasi. Saya ingin lanjut S1 syariah dan ingin menjadi guru agar bermanfaat untuk umat."
NB : Terbit di halaman SKeMa FAJAR, 13 Juli 2013
Bukti Keaktifan Berlembaga
Muhammad Kamil Nur
(Ketua BEM Fakultas Kedokteran Gigi Unhas)
Jenis mahasiswa era 2000-an sangatlah kompleks. Ada yang termasuk BuRank (Buru Ranking), ada yang KuPu-KuPu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang), ada yang sibuk berbisnis sana-sini, ada pula yang sibuk berlembaga. Saking cintanya dengan lembaga, sampai rela menginap dan menjadikan sekretariat sebagai rumah kedua.
Menurut Muhammad Kamil Nur, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, mahasiswa yang menginap di kampus rata-rata karena mengikuti rapat internal lembaga.
"Sebenarnya tidak semua mahasiswa bermalam di kampus, mereka yang aktif di lembaga saja yang biasanya nginap. Selain itu, kami biasanya mengadakan rapat internal di malam hari karena pagi sampai sore kan kegiatan perkuliahan," ujar lelaki asal Bone ini.
Hal ini tidak menjadi negatif selama apa yang dilakukan tidak melampaui batas normal. Untuk itu mahasiswa dengan segala kreativitasnya seharusnya membuktikan buah dari kegiatan menginap ini dengan sajian event yang bermanfaat dan tentunya menarik bagi para penikmatnya.
Menginap di kampus juga bisa mempererat keakraban dengan senior-senior. Kamil menambahkan suasana kekeluargaan lebih terasa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun adalah kegiatan positif seperti rapat evaluasi dan pemantapan konsep.
"Kami biasanya memaksimalkan rancangan konsep dan mengevaluasi hal-hal yang mendetail. Suasana di sekret pun sangat nyaman. Biasanya di sekret lebih banyak senior yang bisa dimintai pendapat terhadap suatu permasalahan," Jelas Kamil yang mengaku senang bermain bass ini. (mk5)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 12 Juli 2013
(Ketua BEM Fakultas Kedokteran Gigi Unhas)
Jenis mahasiswa era 2000-an sangatlah kompleks. Ada yang termasuk BuRank (Buru Ranking), ada yang KuPu-KuPu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang), ada yang sibuk berbisnis sana-sini, ada pula yang sibuk berlembaga. Saking cintanya dengan lembaga, sampai rela menginap dan menjadikan sekretariat sebagai rumah kedua.
"Sebenarnya tidak semua mahasiswa bermalam di kampus, mereka yang aktif di lembaga saja yang biasanya nginap. Selain itu, kami biasanya mengadakan rapat internal di malam hari karena pagi sampai sore kan kegiatan perkuliahan," ujar lelaki asal Bone ini.
Hal ini tidak menjadi negatif selama apa yang dilakukan tidak melampaui batas normal. Untuk itu mahasiswa dengan segala kreativitasnya seharusnya membuktikan buah dari kegiatan menginap ini dengan sajian event yang bermanfaat dan tentunya menarik bagi para penikmatnya.
Menginap di kampus juga bisa mempererat keakraban dengan senior-senior. Kamil menambahkan suasana kekeluargaan lebih terasa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun adalah kegiatan positif seperti rapat evaluasi dan pemantapan konsep.
"Kami biasanya memaksimalkan rancangan konsep dan mengevaluasi hal-hal yang mendetail. Suasana di sekret pun sangat nyaman. Biasanya di sekret lebih banyak senior yang bisa dimintai pendapat terhadap suatu permasalahan," Jelas Kamil yang mengaku senang bermain bass ini. (mk5)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 12 Juli 2013
Tudang Sipulung ala Kosmik Unhas
Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Unhas akan menggelar acara “Tudang Sipulung” pada 19 Juli. Kegiatan ini dalam rangka memperingati ulang tahun Kosmik yang ke-24.
Faradibah H Assagaf selaku sekertaris acara menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan syukuran yang ditujukan untuk seluruh warga kosmik dan merupakan rangkaian ulang tahun Kosmik. "Acara ini ditujukan untuk seluruh warga kosmik. Jadi sebelum puncak acara, diadakan dulu acara tudang sipulung. Nanti di September kami akan mengadakan Pekan Komunikasi."
Untuk mempermantap kegiatan ini, panitia pelaksanan akan melaksanakan rapat susulan pada 15 Juli membahas masalah teknis kegiatan. "Intinya, pemantapan untuk hari H,” tutup Farah kepada SKeMa. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 11 Juli 2013
Faradibah H Assagaf selaku sekertaris acara menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan syukuran yang ditujukan untuk seluruh warga kosmik dan merupakan rangkaian ulang tahun Kosmik. "Acara ini ditujukan untuk seluruh warga kosmik. Jadi sebelum puncak acara, diadakan dulu acara tudang sipulung. Nanti di September kami akan mengadakan Pekan Komunikasi."
Untuk mempermantap kegiatan ini, panitia pelaksanan akan melaksanakan rapat susulan pada 15 Juli membahas masalah teknis kegiatan. "Intinya, pemantapan untuk hari H,” tutup Farah kepada SKeMa. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 11 Juli 2013
KKN Vs KKLP
REPORTER: MASITA
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Jelang tahun ketiga atau keempat di universitas, mahasiswa diberikan kesempatan untuk terjun langsung melayani masyarakat lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Kerja Lapang Profesi (KKLP). Dalam KKLP mahasiswa akan menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah di suatu instansi, baik swasta maupun pemerintah. Sementara KKN programnya bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kedua kegiatan ini adalah bentuk aplikasi Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat.
Andi Muhammad Tauhid yang ditemui di kampusnya, STIMIK AKBA, memberikan tanggapan mengenai hal ini. "Kalau tidak ada kebijakan dari universitas dan disuruh memilih antara KKN dan KKLP, saya lebih memilih KKLP. Karena kita akan mengaplikasikan langsung ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Kalau KKN, tanggung jawab moralnya lebih tinggi," jelas mahasiswa yang hobi bermain game online ini.
Berbeda dengan Andi Muhammad Tauhid, Evi R Fika mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang berkeinginan untuk melaksananakan KKN walaupun diharuskan melaksanakan KKLP.
"Sebenarnya kerja praktik bisa dilakukan nanti setelah perkuliahan. Jarang ada orang yang ikhlas ingin mengabdi ke masyarakat. Berhubung saya mahasiswi D3, saya harus mengikuti program kampus yang mengharuskan saya kerja atau magang di suatu instansi tapi saya sebenarnya maunya KKN," beber gadis berjilbab ini.
Lain lagi dengan Arri Isra, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Hasanuddin yang memilih KKN dengan alasan kegiatan KKN lebih menyentuh kata "Mengabdi ke Masyarakat."
"Saya lebih setuju dengan kegiatan KKN karena selain jangka waktunya yang lama mahasiswa juga harus melakukan pengabdian ke masyarakat. Dalam kegiatan KKN, kita lebih banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat."
Salah satu perbedaan yang sangat mencolok dari KKN dan KKLP adalah lokasi penempatan mahasiswa. KKN biasanya dilakukan di tempat-tempat terpencil atau desa-desa, sedangkan KKLP dilakukan di kantor-kantor. Namun hal tersebut tidak menjadi suatu kendala ataupun kelebihan yang berarti dalam proses penyerapan ilmu ataupun aplikasi ilmu. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 11 Juli 2013
EDITOR: ARSYAD HAKIM
Jelang tahun ketiga atau keempat di universitas, mahasiswa diberikan kesempatan untuk terjun langsung melayani masyarakat lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Kerja Lapang Profesi (KKLP). Dalam KKLP mahasiswa akan menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah di suatu instansi, baik swasta maupun pemerintah. Sementara KKN programnya bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kedua kegiatan ini adalah bentuk aplikasi Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat.
Andi Muhammad Tauhid yang ditemui di kampusnya, STIMIK AKBA, memberikan tanggapan mengenai hal ini. "Kalau tidak ada kebijakan dari universitas dan disuruh memilih antara KKN dan KKLP, saya lebih memilih KKLP. Karena kita akan mengaplikasikan langsung ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Kalau KKN, tanggung jawab moralnya lebih tinggi," jelas mahasiswa yang hobi bermain game online ini.
Berbeda dengan Andi Muhammad Tauhid, Evi R Fika mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang berkeinginan untuk melaksananakan KKN walaupun diharuskan melaksanakan KKLP.
"Sebenarnya kerja praktik bisa dilakukan nanti setelah perkuliahan. Jarang ada orang yang ikhlas ingin mengabdi ke masyarakat. Berhubung saya mahasiswi D3, saya harus mengikuti program kampus yang mengharuskan saya kerja atau magang di suatu instansi tapi saya sebenarnya maunya KKN," beber gadis berjilbab ini.
Lain lagi dengan Arri Isra, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Hasanuddin yang memilih KKN dengan alasan kegiatan KKN lebih menyentuh kata "Mengabdi ke Masyarakat."
"Saya lebih setuju dengan kegiatan KKN karena selain jangka waktunya yang lama mahasiswa juga harus melakukan pengabdian ke masyarakat. Dalam kegiatan KKN, kita lebih banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat."
Salah satu perbedaan yang sangat mencolok dari KKN dan KKLP adalah lokasi penempatan mahasiswa. KKN biasanya dilakukan di tempat-tempat terpencil atau desa-desa, sedangkan KKLP dilakukan di kantor-kantor. Namun hal tersebut tidak menjadi suatu kendala ataupun kelebihan yang berarti dalam proses penyerapan ilmu ataupun aplikasi ilmu. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 11 Juli 2013
Kotak Suara
Agung Gunawan
STIMIK AKBA
Dapat Juara
"UKM sangat berguna bagi mahasiswa. Saya sendiri mengikuti UKM Cyber Open Source. Di UKM, saya belajar dan memperdalam pengetahuan tentang IT. UKM memfasilitasi saya untuk ikut lomba-lomba di antranya SAMICTA yang diadakan di STIMIK AKBA, dan saya mendapatkan juara 1."
Auliah Annisa
Universitas Muslim Indonesia
Media Sosialisasi
"Saya tidak masuk UKM, saat ini saya aktif di Study Club Front Gerakan Mahasiswa Ekonomi. Tapi, kalau disuruh memilih saya ingin menjadi anggota UKM Seni, lebih khususnya seni suara karena menyanyi bisa menghilangkan stres. UKM juga berfungsi sebagai media sosialisasi dan di dalamnya kita bisa mendapatkan banyak teman."
Rahmat Dermawansyah
STIKES Amanah
Menyalurkan Bakat
"Untuk saat ini saya tidak termasuk anggota UKM di kampus. Di kampus sendiri hanya ada satu UKM yaitu KSR PMI. Saya ingin masuk UKM Seni karena bakat saya adalah menyanyi."
Hadi Nugraha Pratama
STIMET Nusa Palapa
Lebih Aktif
"Dengan bergabung di UKM kita bisa lebih aktif di kampus dan tidak seperti mahasiswa lain yang hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang kuliah pulang. Di UKM, kita juga bisa lebih akrab dengan senior dan mendapatkan pelajaran tambahan. Saya sendiri anggota UKM Komunitas Energi."
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 10 Juli 2013
Bantu Masyarakat Lewat Pasar Murah
MAKASSAR, FAJAR -- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bisnis Universitas Fajar (Unifa) menggelar Pasar Murah di halaman kampus, Sabtu, 6 Juli lalu. Dalam kegiatan ini disajikan berbagai produk yang dijual di bawah harga pasar.
Pembina UKM, Zulham Febrianto SE, MM, saat ditemui menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapat.
"Tujuan kegiatan ada tiga, yaitu, sebagai wujud kepedulian mahasiswa kepada masyarakat dengan situasi ekonomi pasca kenaikan harga BBM, mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat, serta mencoba mengikis kesan mahasiswa anarkis dengan melakukan kegiatan kreatif. Dengan ini mereka bisa sadar bahwa inilah laboratorium bisnis sebenarnya,” tuturnya kepada SKeMa.
Dalam kegiatan ini hadir pula perwakilan Inter Pan yang memberikan edukasi tentang bisnis pasar online lewat Dialog Interaktif Pasar Modal .
"Inter Pan adalah salah satu mitra Universitas Fajar. Dalam kegiatan ini kami memberikan edukasi tentang bisnis pasar online," ungkap salah satu staf Inter Pan, Eko Prasetyo.
Rencananya, kegiatan seperti ini akan digelar setiap tahun, sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat.(mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 10 Juli 2013
Pembina UKM, Zulham Febrianto SE, MM, saat ditemui menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapat.
"Tujuan kegiatan ada tiga, yaitu, sebagai wujud kepedulian mahasiswa kepada masyarakat dengan situasi ekonomi pasca kenaikan harga BBM, mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat, serta mencoba mengikis kesan mahasiswa anarkis dengan melakukan kegiatan kreatif. Dengan ini mereka bisa sadar bahwa inilah laboratorium bisnis sebenarnya,” tuturnya kepada SKeMa.
Dalam kegiatan ini hadir pula perwakilan Inter Pan yang memberikan edukasi tentang bisnis pasar online lewat Dialog Interaktif Pasar Modal .
"Inter Pan adalah salah satu mitra Universitas Fajar. Dalam kegiatan ini kami memberikan edukasi tentang bisnis pasar online," ungkap salah satu staf Inter Pan, Eko Prasetyo.
Rencananya, kegiatan seperti ini akan digelar setiap tahun, sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat.(mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 10 Juli 2013
Cinta Beda Generasi
REPORTER: MASITA ACHMAD
REDAKTUR: ARSYAD HAKIM
Mahasiswa sudah tentu memiliki banyak kompilasi problema, mulai dari tugas, dosen dan juga kehidupan asmara. Kehidupan asmara mengambil andil penting yang bisa saja berperan sebagai penyemangat dan di sisi lain bisa sebagai penghancur.
Nah bagaimana jika mahasiswa menjalin hubungan asmara dengan orang yang selisih umurnya jauh berbeda alias beda generasi?
Mirna Afdalia Umar, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar memberikan tanggapan mengenai hal ini dengan senyuman. "Yang penting ketika bapak itu tidak mempunyai anak, selama mereka saling sayang dan cinta, faktor umur tidak akan menjadi masalah. Dan memang dalam menjalani hubungan harus memegang komitmen yang tetap dan tidak malu dibicarakan masyarakat luas," ungkap mahasiswi jurusan Biologi ini.
Hal senada diungkapkan Nur Azizah, mahasiswi jurusan Sastra Arab Universitas Hasanuddin. "Tergantung perempuan yang menjalaninya. Kalau memang dia nyaman dengan pasangannya yah tidak menjadi masalah walaupun usianya terlampau jauh," tutur mahasiswi yang akrab disapa Azizah ini.
Berbeda dengan Mirna dan Julianto, Olivia Louis menganggap pasangan beda generasi tidak cocok. "Pasangan beda generasi tidak cocok karena perbedaan usia yang jauh belum tentu satu pemikiran dan tujuan karena mereka berbeda usia yang jauh," ungkap Mahasiswi Universitas Atmajaya ini.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah komitmen kuat dan komunikasi terus terjalin. Itu yang menjadi kunci keberhasilan suatu hubungan yang akan memuluskan niat suci setiap pasangan yang menginginkan kebahagiaan. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 7 Juli 2013
REDAKTUR: ARSYAD HAKIM
Mahasiswa sudah tentu memiliki banyak kompilasi problema, mulai dari tugas, dosen dan juga kehidupan asmara. Kehidupan asmara mengambil andil penting yang bisa saja berperan sebagai penyemangat dan di sisi lain bisa sebagai penghancur.
Nah bagaimana jika mahasiswa menjalin hubungan asmara dengan orang yang selisih umurnya jauh berbeda alias beda generasi?
Mirna Afdalia Umar, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar memberikan tanggapan mengenai hal ini dengan senyuman. "Yang penting ketika bapak itu tidak mempunyai anak, selama mereka saling sayang dan cinta, faktor umur tidak akan menjadi masalah. Dan memang dalam menjalani hubungan harus memegang komitmen yang tetap dan tidak malu dibicarakan masyarakat luas," ungkap mahasiswi jurusan Biologi ini.
Hal senada diungkapkan Nur Azizah, mahasiswi jurusan Sastra Arab Universitas Hasanuddin. "Tergantung perempuan yang menjalaninya. Kalau memang dia nyaman dengan pasangannya yah tidak menjadi masalah walaupun usianya terlampau jauh," tutur mahasiswi yang akrab disapa Azizah ini.
Berbeda dengan Mirna dan Julianto, Olivia Louis menganggap pasangan beda generasi tidak cocok. "Pasangan beda generasi tidak cocok karena perbedaan usia yang jauh belum tentu satu pemikiran dan tujuan karena mereka berbeda usia yang jauh," ungkap Mahasiswi Universitas Atmajaya ini.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah komitmen kuat dan komunikasi terus terjalin. Itu yang menjadi kunci keberhasilan suatu hubungan yang akan memuluskan niat suci setiap pasangan yang menginginkan kebahagiaan. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 7 Juli 2013
Sabtu, 24 Agustus 2013
Bersihkan Atribut Kampanye demi Keindahan Kota
*Kini, Makassar Terlihat Rapi dan Bersih
REPORTER : ARIE APRIADI - MASITA ACHMAD
EDITOR : ARSYAD HAKIM
MENJAMURNYA atribut politik pada fase menjelang pemilihan memang bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Namun, terkadang atribut politik tersebut juga merusak estetika kota. Karena lewat tata kelola yang baik, mampu menempatkan sesuatu hal pada tempatnya. Termasuk dalam hal menata posisi papan publikasi seperti reklame, baliho, dan sejenisnya.
Mengenai hal itu, pemerintah telah mengambil tindakan dengan membersihkan atribut politik tersebut. Beberapa jalan protokol di Makassar sudah bebas dari atribut politik. Nah, kira-kira bagaimana tanggapan para mahasiswa mengenai pembersihan atribut politik tersebut?
Menurut Muhammad Reysa, mahasiswa Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Komunikasi yang dimintai pendapatnya, ia mengatakan setuju dengan pembersihan atribut kampanye tersebut, khususnya di kota Makassar.
"Saya setuju dengan pembersihan atribut politik tersebut. Supaya penataan kota makassar terlihat bersih dan rapi. Disamping itu, hal ini merupakan tugas pemerintah agar menjaga kenyaman jalan," ucap lelaki dengan nama sapaan Eca ini.
Senada dengan Eca, Fitri Andhani Bafadal, mahasiswi STIE Nobel juga berharap Makassar menjadi rapi dan bersih dengan adanya pembersihan atribut-atribut politik tersebut.
"Baliho dipinggir jalan membuat tatanan kota terlihat tidak rapi, terkesan kotor dan tidak indah untuk dilihat. Langkah pemerintah ini sangat bagus, mudah-mudahan Makassar jadi rapi dengan adanya pembersihan atribut kampanye ini," Terang mahasiswi berzodiak pisces ini.
Estetika sebuah kota memang tak pernah lepas dari cara penataan yang tepat. Moment pemilu legislatif dan pemilukada selalu dibarengi dengan menjamurnya atribut politik. Dampaknya, estetika kota terganggu akibat atribut politik yang dipasang di sembarang tempat.
Seperti yang diungkapkan oleh Nur Azizah. Mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) jurusan Administrasi Bisnis ini mengatakan, atribut politik tersebut bisa saja merusak jika tidak ditempatkan pada tempat yang semestinya.
"Pemasangan baliho sebenarnya merusak kalau ditempatkan ditempat yang tidak semstinya. Ada juga beberapa baliho yang sudah selesai masa kampanyenya tapi masih saja belum dicabut," beber lulusan MAN 2 Model ini.
Seolah mengesampingkan nilai keindahan, orang beramai-ramai memasang baliho dan aneka atribut politik sesuka hati. Tanpa adanya perhatian mengenai layak tidaknya tempat tersebut berdiri baliho. Untuk itu pemerintah seharusnya lebih mengawasi setiap pemasangan atribut kampanye demi keindahan kota Makassar. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 9 Juli 2013
REPORTER : ARIE APRIADI - MASITA ACHMAD
EDITOR : ARSYAD HAKIM
MENJAMURNYA atribut politik pada fase menjelang pemilihan memang bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Namun, terkadang atribut politik tersebut juga merusak estetika kota. Karena lewat tata kelola yang baik, mampu menempatkan sesuatu hal pada tempatnya. Termasuk dalam hal menata posisi papan publikasi seperti reklame, baliho, dan sejenisnya.
Mengenai hal itu, pemerintah telah mengambil tindakan dengan membersihkan atribut politik tersebut. Beberapa jalan protokol di Makassar sudah bebas dari atribut politik. Nah, kira-kira bagaimana tanggapan para mahasiswa mengenai pembersihan atribut politik tersebut?
Menurut Muhammad Reysa, mahasiswa Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Komunikasi yang dimintai pendapatnya, ia mengatakan setuju dengan pembersihan atribut kampanye tersebut, khususnya di kota Makassar.
"Saya setuju dengan pembersihan atribut politik tersebut. Supaya penataan kota makassar terlihat bersih dan rapi. Disamping itu, hal ini merupakan tugas pemerintah agar menjaga kenyaman jalan," ucap lelaki dengan nama sapaan Eca ini.
Senada dengan Eca, Fitri Andhani Bafadal, mahasiswi STIE Nobel juga berharap Makassar menjadi rapi dan bersih dengan adanya pembersihan atribut-atribut politik tersebut.
"Baliho dipinggir jalan membuat tatanan kota terlihat tidak rapi, terkesan kotor dan tidak indah untuk dilihat. Langkah pemerintah ini sangat bagus, mudah-mudahan Makassar jadi rapi dengan adanya pembersihan atribut kampanye ini," Terang mahasiswi berzodiak pisces ini.
Estetika sebuah kota memang tak pernah lepas dari cara penataan yang tepat. Moment pemilu legislatif dan pemilukada selalu dibarengi dengan menjamurnya atribut politik. Dampaknya, estetika kota terganggu akibat atribut politik yang dipasang di sembarang tempat.
Seperti yang diungkapkan oleh Nur Azizah. Mahasiswi Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) jurusan Administrasi Bisnis ini mengatakan, atribut politik tersebut bisa saja merusak jika tidak ditempatkan pada tempat yang semestinya.
"Pemasangan baliho sebenarnya merusak kalau ditempatkan ditempat yang tidak semstinya. Ada juga beberapa baliho yang sudah selesai masa kampanyenya tapi masih saja belum dicabut," beber lulusan MAN 2 Model ini.
Seolah mengesampingkan nilai keindahan, orang beramai-ramai memasang baliho dan aneka atribut politik sesuka hati. Tanpa adanya perhatian mengenai layak tidaknya tempat tersebut berdiri baliho. Untuk itu pemerintah seharusnya lebih mengawasi setiap pemasangan atribut kampanye demi keindahan kota Makassar. (*)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 9 Juli 2013
Jumat, 23 Agustus 2013
Idola Sekaligus Pemberi Motivasi
*SOSOK
--Fauzi Ahmad Abdillah
(Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Unhas)
Fauzi Ahmad Abdillah mengharumkan nama almamaternya, Universitas Hasanuddin (Unhas) di pulau seberang, Padang, Sumatera Barat, dalam kompetisi Syahril MTQ Mahasiswa Nasional ke-13, 24-29 Juni lalu bersama tim-nya, Nini Salwa Istiqamah (mahasiswa Fakultas Hukum Unhas) dan Ika Restiana (Administrasi Negara Unhas).
Lelaki yang akrab disapa Fauzi ini, baru saja menjuarai lomba Tausiyah se-Sulselbar yang diselenggarakan oleh RRI 4 Juli lalu dan akan bertandang ke Ternate 16 Juli mendatang di level nasional mewakili Unhas.
Bukan hanya dua prestasi itu, Fauzi telah menjadi langganan juara sejak 2008 silam, diantaranya juara 1 pidato bahasa Arab se-Sulselbar FASI 2008, peserta pramuka jambore ASEAN 2008, juara 1 pidato tingkat SMA di UIN Alauddin Makassar 2011, juara 2 lomba baca berita di UIN Alauddin Makassar dan masih banyak juara lainnya yang pernah ia menangi.
Daerah asalnya yang jauh dari kampus Unhas tidak menjadi penghalang bagi Fauzi terus mengukir berprestasi. Lelaki kelahiran Sungguminasa 14 Desember 1995 ini mengaku bahagia bisa membawa harum nama Unhas di kancah nasional.
H Abd Jalil DN dan (almarhumah) Herlina Jabir yang merupakan orang tua Fauzi, tentunya menjadi motivasi terbesar dalam setiap hal yang ia lakukan dan menjadikan mereka sebagai sosok idola.
"Kalau sosok idola saya itu direktur pondok pesantren Sultan Hasanuddin," beber lelaki lulusan MTS dan MA Pesantren Sultan Hasanuddin ini. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 7 Juli 2013
--Fauzi Ahmad Abdillah
(Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Unhas)
Fauzi Ahmad Abdillah mengharumkan nama almamaternya, Universitas Hasanuddin (Unhas) di pulau seberang, Padang, Sumatera Barat, dalam kompetisi Syahril MTQ Mahasiswa Nasional ke-13, 24-29 Juni lalu bersama tim-nya, Nini Salwa Istiqamah (mahasiswa Fakultas Hukum Unhas) dan Ika Restiana (Administrasi Negara Unhas).
Lelaki yang akrab disapa Fauzi ini, baru saja menjuarai lomba Tausiyah se-Sulselbar yang diselenggarakan oleh RRI 4 Juli lalu dan akan bertandang ke Ternate 16 Juli mendatang di level nasional mewakili Unhas.
Bukan hanya dua prestasi itu, Fauzi telah menjadi langganan juara sejak 2008 silam, diantaranya juara 1 pidato bahasa Arab se-Sulselbar FASI 2008, peserta pramuka jambore ASEAN 2008, juara 1 pidato tingkat SMA di UIN Alauddin Makassar 2011, juara 2 lomba baca berita di UIN Alauddin Makassar dan masih banyak juara lainnya yang pernah ia menangi.
Daerah asalnya yang jauh dari kampus Unhas tidak menjadi penghalang bagi Fauzi terus mengukir berprestasi. Lelaki kelahiran Sungguminasa 14 Desember 1995 ini mengaku bahagia bisa membawa harum nama Unhas di kancah nasional.
H Abd Jalil DN dan (almarhumah) Herlina Jabir yang merupakan orang tua Fauzi, tentunya menjadi motivasi terbesar dalam setiap hal yang ia lakukan dan menjadikan mereka sebagai sosok idola.
"Kalau sosok idola saya itu direktur pondok pesantren Sultan Hasanuddin," beber lelaki lulusan MTS dan MA Pesantren Sultan Hasanuddin ini. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh FAJAR, 7 Juli 2013
Rabu, 21 Agustus 2013
Mahasiswa Malaysia Berkunjung ke FAJAR
Belasan mahasiswa Universitas Utara Malaysia (UUM) jurusan Public Management melakukan kunjungan ke redaksi Harian Fajar, Kamis, 4 Juli. Dalam acara yang bertemakan "Jauh Dikenang Dekat Disayang” rombongan ini disambut redaktur KeKeR dan SKeMa Harian Fajar, Arsyad Hakim, yang menjelaskan sekilas tentang Harian Fajar.
Rombongan yang berjumlah 17 orang, dua diantaranya pendamping yang diantar oleh ketua Unit Pelaksana Tugas KKN Unhas, Dr Hasrullah dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas, Dr H Muhammad Farid M.Si.
Nur Alfialaili, salah satu peserta kepada SKeMa mengungkapkan kegembiraannya bisa mengunjungi kantor redaksi koran terbesar di Indonesia timur. "Sewaktu pertama kali sampai di Makassar saya rase macam suasana yang baru. Fajar sangat unique karena di Malaysia berita dikawal oleh kerajaan dan itu sangat menarik," tutupnya dengan senyum merekah.
Walaupun singkat, Krisna ketua delegasi KKN Unhas ke Malaysia berharap selama lima hari rombongan mahasiswa UUM ini bisa belajar banyak di Makassar. Rombongan mahasiswa UUM akan kembali ke Malaysia pada 9 Juli mendatang. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar 6 Juli 2013
Rombongan yang berjumlah 17 orang, dua diantaranya pendamping yang diantar oleh ketua Unit Pelaksana Tugas KKN Unhas, Dr Hasrullah dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas, Dr H Muhammad Farid M.Si.
Nur Alfialaili, salah satu peserta kepada SKeMa mengungkapkan kegembiraannya bisa mengunjungi kantor redaksi koran terbesar di Indonesia timur. "Sewaktu pertama kali sampai di Makassar saya rase macam suasana yang baru. Fajar sangat unique karena di Malaysia berita dikawal oleh kerajaan dan itu sangat menarik," tutupnya dengan senyum merekah.
Walaupun singkat, Krisna ketua delegasi KKN Unhas ke Malaysia berharap selama lima hari rombongan mahasiswa UUM ini bisa belajar banyak di Makassar. Rombongan mahasiswa UUM akan kembali ke Malaysia pada 9 Juli mendatang. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar 6 Juli 2013
ESDM Sosialisasikan BBM Bersubsidi
MAKASSAR, FAJAR -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi bekerja sama Unhas mengadakan sosialisasi kebijakan penyesuaian BBM bersubsidi di Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas, Kamis, 4 Juli. Acara ini dihadiri perwakilan Kementerian ESDM, Jusef K Caryana dan beberapa petinggi Unhas.
Koordinator panitia, Ir Abdul Rasyid, M. Sc kepada SKeMa menjelaskan, sasaran kegiatan ini adalah dosen, pegawai, serta mahasiswa yang merupakan perwakilan dari UKM dan BEM fakultas.
Jusef K Caryana menjelaskan beberapa hal yang dilakukan pemerintah terkait kenaikan BBM dan tingginya konsumsi BBM masyarakat yaitu pengendalian BBM bersubsidi, konversi Mitan ke LPG, penggunaan Gas Bumi untuk rumah tangga, konversi BBM ke BBG, dan penyediaan SPBG 40-50 unit di Jabotabek.
Selanjutnya Baso Siswadarma menambahkan, pentingnya peningkatan kenyamanan kendaraan umum agar masayarakat lebih memilih bepergian dengan kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi demi penghematan BBM.
"Dengan pengurangan subsidi BBM diharapkan bisa menaikkan subsidi pendidikan demi pencerdasan bangsa dan kesejahteraan dalam pendidikan," tuturnya. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar 6 Juli 2013
Koordinator panitia, Ir Abdul Rasyid, M. Sc kepada SKeMa menjelaskan, sasaran kegiatan ini adalah dosen, pegawai, serta mahasiswa yang merupakan perwakilan dari UKM dan BEM fakultas.
Jusef K Caryana menjelaskan beberapa hal yang dilakukan pemerintah terkait kenaikan BBM dan tingginya konsumsi BBM masyarakat yaitu pengendalian BBM bersubsidi, konversi Mitan ke LPG, penggunaan Gas Bumi untuk rumah tangga, konversi BBM ke BBG, dan penyediaan SPBG 40-50 unit di Jabotabek.
Selanjutnya Baso Siswadarma menambahkan, pentingnya peningkatan kenyamanan kendaraan umum agar masayarakat lebih memilih bepergian dengan kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi demi penghematan BBM.
"Dengan pengurangan subsidi BBM diharapkan bisa menaikkan subsidi pendidikan demi pencerdasan bangsa dan kesejahteraan dalam pendidikan," tuturnya. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar 6 Juli 2013
Wujud Kecintaan Terhadap Alam
Sofyan Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas |
Mencintai alam bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mendaki gunung yang tentu tak asing lagi di kalangan mahasiswa khususnya anak MaPaLa (Mahasiswa Pecinta Alam)
Kepada SkeMa, Sofyan Mahasiswa jurusan teknik Sipil Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga menjabat sebagai ketua MaPaLa 09, menjelaskan tentang pentingnya mendaki gunung sebagai wujud kecintaan terhadap alam. "di teknik sendiri kami melakukan kegiatan yang namanya keluar lapangan, disitulah kami melakukan pendakian gunung" tuturnya.
Pendakian pun tak boleh asal-asalan. Ada bebarapa hal yang harus diperhatikan. Pengenalan dini lokasi pendakian menuntun mahasiswa untuk mempertimbangkan hal-hal yang harus dipesiapkan."Harus fit dari segi fisik, kami ada latihan fisik tiga kali sebelum kelapangan. Pengecekan lokasi juga harus diperhatikan, seminggu sebelum kegiatan harus ada yang mengecek (kelokasi)" tmbah Sofyan yang berasal dari kabupaten Enrekang.
MaPala 09 sendiri merupakan UKM Fakultas Universitas Hasanuddin yang telah berdiri selama 16 tahun dan tidak boleh diacuhkan dalam hal mendaki gunung. " Tiga orang dari kami pernah mendaki pegunungn kaukasus di Rusia dalam Ekspedisi Ewako Merah Putih tahun lalu di bulan 10" tutup Sofyan ke SKeMa.(mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar pada 5 Juli 2013
Wika Beton Goes To Campus
Salah satu perusahaan BUMN Indonesia, PT Wijaya Karya Beton mengadakan kegiatan Wika Beton Goes To Campus, yang merupakan salah satu program CSR, 3 Juli di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Acara ini menghadirkan empat pemateri diantaranya, Abdy Pasya Reihan ST MT, Ir Moh Cholis Prihanto, Barra Hananta ST, dan Bagaskara ST.
Kordinator panitia, Firman Amir menjelaskan bahwa sasaran kegiatan ini adalah dosen-dosen, perwakilan konsultan, kontraktor,dan tentunya mahasiswa. Beliau juga menambahkan, Wika Goes To Campus pertama kalinya di adakan di Indonesia yakni di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin "selanjutnya akan ke Palembang, Sumatera Utara, dan ke kota-kota lainnya di Indonesia". terang bapak yang akrab di sapa Pak Amir ini.
Pak Firman berharap kedepannya bisa melakukan kerjasama dengan Universitas Hasanuddin "untuk saat ini kerjasama kemitraan kami yaitu ITB dan ITS." tutup pak Amir kepada SKeMa.
Fahmi Pratama salah satu peserta kegiatan ini mengaku tertarik karena pendidikan yang digelutinya saat ini adalah teknik sipil diUnhas dan senang mempelajari struktur jalan "materinya sama dengan yang dijelaskan oleh dosen, kami mendapatkan materi pemasangan tiang pancang dan seminar nya gratis". Ungkap Fahmi kepada SKeMa.(mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar pada 5 Juli 2013
Acara ini menghadirkan empat pemateri diantaranya, Abdy Pasya Reihan ST MT, Ir Moh Cholis Prihanto, Barra Hananta ST, dan Bagaskara ST.
Kordinator panitia, Firman Amir menjelaskan bahwa sasaran kegiatan ini adalah dosen-dosen, perwakilan konsultan, kontraktor,dan tentunya mahasiswa. Beliau juga menambahkan, Wika Goes To Campus pertama kalinya di adakan di Indonesia yakni di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin "selanjutnya akan ke Palembang, Sumatera Utara, dan ke kota-kota lainnya di Indonesia". terang bapak yang akrab di sapa Pak Amir ini.
Pak Firman berharap kedepannya bisa melakukan kerjasama dengan Universitas Hasanuddin "untuk saat ini kerjasama kemitraan kami yaitu ITB dan ITS." tutup pak Amir kepada SKeMa.
Fahmi Pratama salah satu peserta kegiatan ini mengaku tertarik karena pendidikan yang digelutinya saat ini adalah teknik sipil diUnhas dan senang mempelajari struktur jalan "materinya sama dengan yang dijelaskan oleh dosen, kami mendapatkan materi pemasangan tiang pancang dan seminar nya gratis". Ungkap Fahmi kepada SKeMa.(mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar pada 5 Juli 2013
Pelatihan Memasuki Dunia Kerja di Unhas
MAHASISWA harusnya telah mempersiapkan diri menggeluti dunia kerja, khususnya mereka yang berada di tahun ketiga atau tahun keempat universitas. Terkait hal itu, Unhas mengadakan kegiatan “Pelatihan Dini Memasuki Dunia Kerja” yang berlangsung sejak 1 hingga 2 juli di gedung Ipteks Unhas.
Acara ini diikuti sekitar 200 mahasiswa. Salah satunya adalah Anaruddin yang begitu antusias menyimak dengan baik jalannya pelatihan. "Kami banyak diberikan materi-materi, contohnya TPA, TOEFL, dan kepribadian. Yang membuat saya antusias adalah adanya tes TOEFL di akhir acara ini yang hasilnya bisa saya gunakan melamar kerja," ucapnya.
Hal senada dilontarkan Hasniar, alumni Universitas Hasanuddin jurusan biologi. "Acara ini sangat bermanfaat untuk freshgraduate karena mereka butuh pembekalan memasuki dunia kerja."
Prof Dr Farida Patittingi SH MH selaku penanggung jawab kegiatan ini menambahkan, acara ini khusus mendatangkan pionir-pionir ketenagakerjaan dan juga berkolaborasi dengan dosen-dosen dari universitas lain.
kegiatan ini diharapkan bisa menjadi media yang dapat memberikan pengetahuan lebih untuk mempersiapkan mahasiswa yang melek akan tantangan kerja beberapa tahun ke depan dan juga mempersiapkan diri menyambut dunia kerja. (mk5/ars)
NB : Diterbitkan oleh Fajar pada 4 Juli 2013
Langganan:
Postingan (Atom)